Minggu, 30 Oktober 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN SEPAK TAKRAW


SEJARAH PERKEMBANGAN SEPAK TAKRAW

A. Pendahuluan
                Permainan Sepak Takraw sampai sekarang ini masih merupakan salah satu cabang olahraga yang belum memasyarakat, belum menjadi kegemaran masyarakat dari semua lapisan. Permainan Sepak Takraw baru merambah kepada masyarakat lapisan menengah ke bawah. Hal ini disebabkan permainan ini sulit dilakukan, berisiko cidera atau sakit lebih besar, dan masih ada kelompok masyarakat yang menganggap permainan Sepak Takraw sebagai olahraga yang kasar. Namun demikian perkembangan permainan Sepak Takraw terjadi sangat pesat sekali. Hal ini dapat dilihat mulai tahun 1983, seluruh daerah di Indonesia sudah memiliki Pengurus daerah (Pengda) atau sekarang bernama Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI).

                Permainan Sepak Takraw secara internasional telah membentuk induk organisasi tingkat asia sejak 1982, yang perkembangannya secara internasional sekarang ini sangat hebat. Tidak hanya negara-negara Asia Tenggara yang mengembangkan olahraga ini, tapi hampir seluruh bangsa di dunia ini mengembangkan permainan Sepak Takraw, seperti Amerika, Australia, dan sebagainya.
Untuk mengetahui lebih lanjut perkembangan permainan Sepak Takraw pada bab ini akan dijelaskan bagaimana olahraga ini berkembang, baik dari bentuk permainannya sendiri sampai pada aturan-aturan, teknik-teknik bermain, dan sebagainya.

B. Bentuk Permainan Sepak Takraw
                Sepak Takraw adalah suatu permainan yang menggunakan bola yang terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring/net seperti permainan Bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari setiap pihak adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah. Definisi permainan Sepak Takraw sebagaimana tersebut di atas adalah Sepak Takraw Kompetisi. Sepak Takraw Kompetisi ini dipertandingkan dalam 3 nomor, yaitu : Tim, Regu dan Double-event (ketiga nomor ini akan dijelaskan pada bab selanjutnya. Pada tahun 2002 dikembangkan nomor Sepak Takraw baru yang disebut Sepak Takraw Lingkaran (Circle-game), yaitu sepak takraw yang dimainkan di lapangan berbentuk lingkaran, masing-masing regu terdiri dari 5 orang pemain, regu tersebut memainkan bola dengan cara mengoper ke teman secara berhadapan dengan nomor yang saling berurutan, dengan operan sesuai tingkat kesulitannya (tingkat kesulitan tinggi nilai 3, tingkat kesulitran rendah nilai 1. Permainan ini di batasi oleh waktu selama 10 menit untuk masing-masing babak. Regu yang memenangkan perlombaan adalah regu yang paling banyak mengumpulkan nilai selama waktu 10 menit tersebut. Pada tahun 2006 Sepak Takraw Lingkaran digantikan dengan nomor baru yaitu : Hoop-Takraw, bentuk permainan nomor ini hampir sama dengan sepak takraw Lingkaran (circle-game), tetapi pemain yang 5 orang tersebut harus memasukkan bola ke atas “Ring berdiameter 1 meter (bulatan besi) yang dipasang dengan tali setinggi 4,50 meter untuk puetri dan 4,75 meter untuk putera di tengah bulatan pemain. Pemain berusaha memasukkan bola ke ring sebanyak-banyaknya dengan pukulan yang telah ditentukan dalam waktu 30 menit (bentuk permainan nomor ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bab berikutnya.
Ada nomor Sepak Takraw kompetisi yang baru diperkenalkan mulai tahun 2005 yang dikenal dengan nama “Double-event”, nomor ini dimainkan oleh 2 orang dalam satu regunya. Aturan permainannya sama dengan Sepak Takraw kompetisi, hanya pemain yang servis tidak dari daerah circle (tempat tekong biasa servis), tetapi dari garis belakang (base-line) dengan bola dilambungkan sendiri dan disepak melewati net. Nomor double-event ini akan dibahas lebih lanjut pada bab V halaman 56. .
Permainan Sepak Takraw kompetisi dasarnya adalah dari permainan Sepak Raga yang dimodifikasi untuk menjadi suatu bentuk permainan yang dipertandingkan. Sedangkan permainan Sepak Takraw lingkaran (Circle-game) adalah kembali kepada bentuk sepak raga yang awalnya muncul secara tradisional yang diperlombakan. Seperti kita ketahui permainan Sepak raga merupakan olahraga tradisional , yaitu suatu permainan rakyat sejak dulu yang terdapat dan populer di beberapa daerah di Indonesia dan Semenanjung Malaka mulai dari Myanmar sampai perbatasan Singapura. Permainan ini sangat digemari masyarakat bahkan di Malaysia termasuk olahraga wajib di sekolah. Permainan Sepak raga di Indonesia dan Malaysia, awalnya dimainkan oleh beberapa orang ( 6-9 orang) dalam suatu lingkaran yang disebut permainan Sepak raga bulatan.
Pada tahun 1945 di Malaysia permainan Sepak raga bulatan kemudian dimodifikasi menjadi bentuk permainan yang dimainkan di atas lapangan empat persegi panjang dan di tengah-tengahnya dipasang jaring yang dikenal dengan nama : Sepak raga Jaring . Olahrtaga ini juga berkembang di laos, Thailand dan Singapura. Dalam musyawarah yang diadakan Federasi Sepak Takraw Asia (ASTAF) pada tahun 1965 di Malaysia disepakati nama Sepak raga Jaring diganti namanya menjadi permainan Sepak Takraw. Sepak berasal dari bahasa Malaysia yang artinya memukul dengan kaki (menendang) dan Takraw dari bahasa Thailand (Takraw = bola yang terbuat dari rotan).

C. Perkembangan Sepak Takraw di Indonesia
                Menurut sejarah perkembangannya, Sepak Takraw berasal dari olahraga tradisional Indonesia, yaitu : Sepak Raga. Daerah-daerah di Indonesia yang semula mengembangkan permainan ini adalah : Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Semula permainan Sepak raga dimainkan oleh sekelompok bangsawan di daerah-daerah tersebut, kemudian berkembang menjadi permainan rakyat. Sepak raga dimainkan 6 sampai 9 orang secara melingkar di suatu tempat terbuka, sebagai hiburan dan pengisi waktu luang dikala orang menunggu waktu senja. Beraneka ragam nama jenis permainan Sepak takraw awalnya, seperti di Riau dikenal dengan nama Rago Tinggi, di Bengkulu bernama Cepak, di Sumatera dan Jambi dengan nama Sepak rago, sedang di Sulawesi Selatan bernama Marraga-Akraga.
Ada pendapat bahwa Sepak raga berasal dari daerah Sulawesi Selatan, tetapi hal ini diragukan karena pada saat yang bersamaan daerah-daerah di Sumatera Utara dan Sumatera Barat juga mengembangkan permainan ini. Ketiga daerah tersebut memang sebagai penghasil rotan yang merupakan bahan baku utama untuk membuat bola takraw. Namun memang pada pengembangan olahraga Sepak raga selanjutnya, Sulawesi Selatan adalah merupakan daerah yang lebih maju dalam memperkenalkan teknik-teknik sepakan dan aturan-aturan permainan olahraga ini, terutama dengan seorang tokohnya yang bernama : Abdul Rahman Daeng Palalo. Di Sulawesi Selatan sejak awal sudah diperkenalkan macam-macam sepakan, yaitu :
1.Anrong Sempa’, yaitu sepakan yang khusus menggunakan kaki saja. Sepakan ini terbagi menjadi :
a.Sempa’ Sarring, yaitu sepakan keras/tinggi.
b.Sempa’ Biasa, yaitu sepakan biasa tidak begitu keras, tingginya 3 meter.
c.Sempa’ Ca’di-Ca’di, yaitu sepakan kecil/perlahan-lahan.
2.Ana’ Sempa’, yaitu sepakan dengan menggunakan bagian-bagian badan selain kaki misalnya : tangan, lengan, siku, kepala, perut, bahu, paha, lutut dan lain-lainnya.
Orang-orang Sulawesi Selatan yang terkenal dengan para pelaut Bugis/Makassar yang memiliki keberanian mengarungi samudera luas, membawa permainan sepak raga ke negeri lain. Sewaktu berlabuh, sekedar untuk mengisi waktu senggang, mereka bermain sepak raga. Permainan ini kemudian diikuti penduduk setempat yang akhirnya berkembang sampai desa-desa seperti halnya di : Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Irian Jaya.

                Pada bulan September 1970 Tim Sepak raga Malaysia (PSM) di bawah pimpinan Encik Khir Johari mantan Menteri Perdagangan Malaysia beserta rombongan mengadakan kunjungan muhibah ke Indonesia. Selama kunjungan tersebut mereka mengadakan demonstrasi memperkenalkan permainan Sepak raga Jaring di beberapa kota, antara lain : Jakarta, Bandung dan Medan. Kunjungan muhibah dari Tim Sepak raga Malaysia ini mendorong Indonesia untuk berpartisipasi terhadap permainan tersebut, mengingat permainan ini dasarnya dari permainan Sepak raga yang sudah ada di beberapa daerah di Indonesia. Kemudian melalui Rapat Kerja Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda yang diikuti oleh para Asisten III Bidang Olahraga dan Pemuda, Kepala-kepala Kantor Pembinaan Olahraga Pendidikan, Keolahragaan, Kepemudaan dan Pendidikan Masyarakat seluruh Indonesia pada tanggal 29 September – 5 Oktober 1970 di Cipayung Bogor, Direktur Jenderal Olahraga dan Pemuda : Mayor Jenderal Supardi mengintruksikan agar permainan Sepak raga Jaring segera dikembangkan dan dibina di daerah-daerah di Indonesia.

                Pada tanggal 16 Maret 1971 dibentuk suatu organisasi yang dinamakan “Persatuan Sepak raga Seluruh Indonesia” (PERSERASI) dengan Ketua Umum : Drs. M. Yunus Akbar, dan sebagai penasehat Mayor Jenderal Supardi (Direktur Jenderal Olahraga dan Pemuda), M.F. Siregar M.Sc. (Direktur Keolahragaan/Sekjen KONI Pusat) dan Soeworo (Wakil Sekjen KONI Pusat). Semula PB. PERSERASI hanya didukung 4 Pengurus Daerah, yaitu : Sulawesi Selatan, Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Pada bulan April 1971 Indonesia juga mendapat kunjungan muhibah lagi dari Tim Sepak raga Singapura (PERSES) yang dipimpin oleh Encik Akhmad Ghazali mantan Anggota Parlemen Singapura, untuk melakukan demonstrasi dan pertandingan persahabatan di beberapa daerah di Indonesia. Menjelang SEA Games yang diselenggarakan di Jakarta tahun 1979 PERSERASI diterima sebagai anggota KONI Pusat.
Pada tahun 1986 PERSERASI menyelenggarakan Konggres ke II di Jakarta. Salah satu keputusannya adalah terbentuk Pengurus Baru dan keputusan lainnya adalah nama Persatuan Sepak raga Seluruh Indonesia (PERSERASI) dirubah menjadi Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PERSETASI). PB. PERSETASI periode 1987 – 1991 dipimpin oleh Ir. H. Marjoeni Warganegara sebagai Ketua Umum.

lari estafet


Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah satu dari cabang atletik.Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang pemain untuk melakukan olahraga tersebut.Jarak Tempuh Lari estafet : 4x400 M (Putra/Putri) Dan 4x100 M
Start yang sering di gunakan dalam Lari Estafet: Start Jongkok sering di gunakan pada pelari pertama / (1), Sedangkan  Start Berlari sering di gunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat / (2,3,4)
Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet:
1. Visual : Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya di
gunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4x400 meter.
Non Visual : Cara ini di gunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke
belakang,karena jarak yang di gunakan terlalu pendek yaitu 4x100 meter.
Ada ketentuan atau peraturan yang da di olahraga Lari Estafet ini:
1.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4x400
meter dengan resiko team tersebut bisa kalah dalam lomba tersebut.
2.Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh
pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4x100
meter dengan resiko team tersebut dapat langsung di diskualifikasi dalam
pertandingan olahraga tersebut.
Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar tidak
terjatuh yaitu :
1.Sebagai pemain yang ingin memberi tongkat tersebut harus menggunakan
tangan kiri,sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus
menggunakan tangan kanan,Itulah beberapa cara yang di gunakan untuk
memberi dan menerima tongkat estafet yang benar dan baik.

TONGKAT ESTAFET
-Panjang Tongkat Estafet : 29,21Cm
- Diameter tongkat estafet :
- Untuk Dewasa : 3,81 Cm
- Untuk Anak-anak : 2,54 Cm
Gambar Lapangan Atletik untuk Lari
Estafet:
Zona pergantian pada Lari Estafet hanya berada 10 meter di depan garis start atau berada 10 meter di belakang garis start.Seperti Gambar di bawah ini
clip_image002

Pengelolaan Sarana & Prasarana Olahraga


Pengelolaan Sarana & Prasarana Olahraga

Sarana dan prasaraa olahraga adalah semua benda baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan olahraga baik secara langsung maupun tidak langsung Administrasi sarana prasarana olahraga meliputi:
1)      perencanaan kebutuhan
2)      pengadaan
3)      penyimpanan
4)      inventarisasi
5)      pemeliharaan
6)      penghapusan prasarana dan sarana pendidikan
1.PERENCANAAN KEBUTUHAN SARANA & PRASARANA.
Dalam merencanakan dan menentukan kebutuhan sarana prasarana perlu diketahui beberapa hal, diantaranya adalah:
a)      Pengisian kebutuhan sarana prasarana sesuai dengan perkembangan olahraga.
b)      Adanya sarana prasarana yang rusak, dihapuskan, hilang atau bencana yang dapat dipertanggung jawabkan.
c)      Adanya penyediaan sarana prasarana yang didasarkan pada jatah. d.Untuk menentukan persediaan sarana prasarana pada tahun mendatang.
Cara merencanakan kebutuhan sarana pelajaran adalah:
a)      Rencanakan kebutuhan baku, sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan.
b)      Diskusi jenis alat yang harus dibeli dan yang dapat dikembangkan sendiri.
c)      Lakukan skala prioritas pada saat pengadaan.
d)     Catat fasilitas yang ada dengan cermat, apa yang sudah ada dan apa apa yang belum/perlu diadakan.
e)      Tentukan pertanggung jawaban penggunaan sarana prasarana.
f)       Susun kebutuhan sarana prasarana olahraga menurut jenisnya dengan memperhatikan jumlah penggunaan.




2. PENGADAAN SARANA & PRASARANA
Pengadaan sarana parasana olahraga adalah upaya untuk mewujudkan atau menghadirkan kebutuhan sarana prasarana olahraga sesuai kebutuhan dan rancangan anggaran yang telah disusun. Adapun sumber dana untuk keperluan tersebut antara lain dari:
a)      Subsidi bantuan pembiayaan dari pemerintah baik melalui APBN maupun APBD
b)      Swadaya organisasi atau lembaga olahraga yang bersangkutan
c)      Dana dari masyarakat atau sponsorship yang bersedia menyediakan dana guna pengadaan sarana prasarana olahraga
Pengadaan sarana prasarana olahraga dapat dilaksanakan dengan cara:
a)      Pembelian dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b)      Membuat sendiri yaitu sarana prasarana yang diproduksi oleh secara mandiri.
c)      Penerimaan hibah atau bantuan, yaitu penerimaan dari pihak lain melalui proses serah terima.
d)     Penyewaan, yaitu sarana prasarana yang disewa dari pihak lain untuk kepentingan organisasi/klub.
e)      Pinjaman, yaitu sarana prasarana yang dipinjamkan dari pihak lain untuk kepentingan organisasi/klub.
f)       Pemanfaatan beberapa barang yang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat.
3. PENYIMPANAN SARANA PRASARANA
Penyimpanan sarana prasarana olahraga adalah upaya menata dan meletakkan sarana prasarana pada tempat yang terlindung sehingga tidak mengalami kerusakan, selain itu juga menjaga dari kehilangan
HALHAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM PENYIMPANAN
a)      Persiapkan lokasi penyimpanan yang luas dan strategis.
b)      Susun penyimpanan sarana-prasarana saranasecara rapi
c)      Siapkan penerangan yang cukup.
d)     Hindarkan dari panas yang berlebihan dan dingin yang berlebihan yang bisa membuat sarana prasarana rusak.
e)      Jauhkan dari zat kimia yang bisa menyebabkan korosi/karat
4. INVENTARISASI
Inventarisasi adalah upaya untuk mencatat dan membuat pembukuan keberadaan sarana prasarana olahraga. Inventarisasi akan memudahkan pengelolaan sarana prasarana olahraga dan mencegah hilang serta rusaknya sarana prasarana olahraga.

LANGKAHLANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN INVENTARISASI
a)      Siapkan buku inventarisasi
b)      Inventarisasi dilakukan seorang yang ahli dan teliti.
c)      Lakukan pelabelan dan tanda register semua sarana prasarana dengan teliti dan Benar
d)     Buat papan data keadaan sarana prasarana yang bisa diketahui semua orang.
e)      Pemeliharaan barang Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu sarana prasarana olahraga, sehingga sarana prasarana tersebut dalam kondisi baik dan siap pakai. Pemeliharaan dilakukan secara kontinyu terhadap semua barangbarang-barang inventaris.
5.PEMELIHARAN SARANA & PRASARANA
MacamMacam-macam pemeliharaan barang antara lain:
a)      Pemeliharaan/ perawatan dan pencegahan berat, seperti pencegahan/ perawatan barang dari segala sesuatu yang mengakibatkan kerusakan berat pada sarana prasarana yang bersangkutan
b)      Pemeliharaan/perawatan ringan, seperti pembersihan debu, pembersihan sampah, pembersihan karat/korosi,
6. PENGHAPUSAN
penghapusan sarana dan prasarana olahraga dilakukan pada sarana prasarana yang mengalami kerusakan atau tidak bisa digunakan lagi